Sa-Sayang (#30harimenulissuratcinta)


Halo, Sa!

Apa kabar skripsi? Haha aku memilih mengawali surat ini dengan sebuah pertanyaan yang tidak enak dibaca ya?

Aku tidak ingat bagaimana kronologis kita bertemu dan berkenalan, maafkan aku. Tapi aku memang harus mengenalmu. Bagaimana pun juga kamu adalah teman sekelasku ketika kelas satu. Salah satu teman paling rajin dan pintar yang pernah aku tahu.

Lalu takdir mempersatukan kita dalam satu pertemanan. Pertemanan yang penuh ketulusan. Yang membuat dunia remaja penuh senyuman.

Aku selalu mengingatmu, Sa, sebagai senyum yang tak pernah padam. Walaupun mungkin dunia begitu kejam. Walaupun masa depan terlalu mencekam. Senyuman itu belum pernah berubah seram. Yang jelas, bersamamu membuat aku tak bisa diam.

Aku selalu mengingatmu, Sa, sebagai hati yang begitu tulus. Kau lakukan yang terbaik yang kau bisa untuk cinta disekelilingmu demi kebahagiaan agar tak tergerus. Kau pikirkan orang lain dahulu sebelum dirimu, hal itu berlangsung terus-menerus.

Aku selalu mengingatmu, Sa, sebagai sosok yang selalu berbakti. Salah satu hal yang membuat hidupmu berarti. Dan membuatku amat terinspirasi.

Dan aku selalu mengingatmu, Sa, sebagai perempuan yang nggak paham ketika ada lelaki mendekati. Juga sebagai contoh perempuan gigih yang berhasil diet, well, itu prestasi. Hihihihi :3

Kamu dan ke-apaadaan-mu, Sa, special. Jangan berubah. Aku dan sekelilingmu menyukainya.

Kamu dan kepolosanmu, Sa, istimewa. Jangan berubah. Aku dan sekelilingmu menyukainya.

Kamu dan dirimu, Sa, indah. Jangan pernah berubah. Aku dan sekelilingmu menyukainya.


Bahagia ya, Sa.
Aku dan sekelilingmu mendoakanmu.



Comments