Buat Kamu, Iya Kamu.

sekali ini aja aku nggak ingin peduli bahwa pembaca blog ini banyak. sekali ini aku nggak ingin peduli bahwa aku harus hati-hati dalam menulis. aku nggak ingin peduli bahwa mungkin aja orang-orang yang nggak aku harapkan baca blog ini bakalan baca. hey, udah kepalang basah. blog ini udah meroket dengan ketinggian yang gak aku kira.

kamu, iya kamu. kamu yang udah bikin aku lupa bahwa aku pernah ngerasain bahagia waktu aku menyayangi kamu. kamu yang nggak ngerasa bahwa setiap aku deket kamu, denger suara kamu, rasanya kayak nelen narkoba, semua pait kehidupan bisa ketarik menguap kelangit. kamu yang nggak akan ngerti.

kamu, iya kamu. kamu yang secara tidak sadar menyakiti aku.

kamu, iya kamu. kamu yang aku harap bisa hilang dan nggak tambah ngerecokin aku dengan masalahku yang udah cukup bikin aku males hidup. kamu yang aku hapus dengan paksa dari hidupku dan BUKANNYA memoriku atau bahkan hidupku.

kamu, iya kamu. kamu yang aku ingat saat cinta lain mengetuk pintu hatiku. kamu yang aku harapkan waktu ada lengan lain yang merangkul aku.

kamu, iya kamu. kamu yang aku pikirkan saat dunia jahat sama aku. kamu yang aku bayangkan menyeka air mataku setiap aku nangis. kamu yang aku pikirkan saat aku butuh berbagi. kamu yang aku tampik setiap aku butuh sandaran, ya karena aku nggak mau ketergantungan sama kamu.

kamu, iya kamu. kamu yang aku butuhkan. kamu yang aku jahati. kamu yang udah biasa tanpa aku. kamu yang berharap aku menyesal karena menjahati kamu.

kamu, iya kamu. kamu harus tahu bahwa aku tidak menyesal. kamu yang menurutku harus tahu bahwa itu masih menjadi pemecahan terbaik yang bisa aku pikirkan. kamu juga harus tahu, bahwa diujung ketidakwarasanku akhirnya aku menurunkan keegoisanku untuk meruntuhkan tembok berlin yang menjulang antara kita, tembok berlin yang aku ciptakan... karena aku memang butuh kamu.

kamu, iya kamu. kamu yang jadi chargerku. kamu yang bikin aku setiap kali nggak sengaja senyum setiap liat penampakanmu. kamu yang tidak tahu bahwa aku berusaha sekuat mungkin mengacuhkanmu.

kamu, iya kamu. kamu yang nggak tahu bahwa aku selalu bisa menangkap ekspresimu. kamu yang nggak tahu bahwa aku sangat ingin kamu berbagi duka dan senengmu sama aku.

kamu, iya kamu. kamu yang tidak merasakan hal yang sama buat aku.

kamu, iya kamu. aku ingin kamu menjawab pertanyaanku, "apa yang harus aku pilih saat menyukaimu atau membencimu adalah duka buat aku?"



nb: hey kamu, iya kamu. aku jujurkan sekarang? aku harap kamu juga jujur kalau udah baca ini ;)


Comments