Kenapa Harus Dia


Dari kemarin ada aja yang curhat sama aku.
“fin, kenapa sih aku harus suka sama orang kaya dia padahal dia jelas-jelas blalalalalalla”
“hal yang aku seselin, fin, kenapa aku harus ketemu sama dia dan suka sama dia”
“kenapa sih, fin, harus orang kaya dia?”
Dan menurutku yang paling geje adalah “kenapa harus dia?”
Lucu nggak sih menurut kalian pernyataan kaya begitu?
Kenapa harus dia?
Kenapa harus dia?
KENAPA HARUS DIA ???

Terus aku harus jawab apa kalo ditanya begitu? Atau emang itu pertanyaan yang emang gak butuh jawaban?
Salah, semua pertanyaan yang sampai di aku itu perlu jawaban. Even emang mungkin susah jawabnya.

Jawaban yang paling aku benci tapi aku selalu jawab dengan kalimat itu adalah . .

“well, namanya juga … cinta”

Malah pernah aku jawab dengan sok bijak begini . .

“aku emang gak bijak, tapi yang aku tahu cinta itu gak pernah salah. jadi jangan pernah menyalahkan dirimu karena kamu jatuh cinta sama orang yang menurutmu salah”
Aku benci harus membawa kata keramat menyebalkan yang gak jauh beda sama namaku itu. Cinta. Apalagi pake kalimat kaya jawaban kedua. Nggilani abes.

Cinta. Sebuah kata yang pasti kalian tau apa. Buat aku, cinta itu adalah perasaan yang gak logis. Jadi cocok aja gitu kalo pernyataan “CINTA” aku pake buat menjawab macam pertanyaan gak logis kaya diatas tadi.

Kenapa harus dia??

Balik lagi kepertanyaan itu.

Pernah nggak kalian Tanya sama diri sendiri. “Pantaskah aku buat dicintai?”
Nahlo bisa nggak jawab?

Kalian bisa bilang nyesel ketemu sama orang yang kalian suka, bisa bilang KENAPA HARUS DIA, emang kalian sendiri tepat gitu ya? Jahat ya kalimatku? Hehehe maaf.

Aku tahu kalimat begitu pasti datang dari orang yang patah hati. Oke, sebagian besar orang patah hati. Dan sebagian besar orang patah hati adalah orang yang merasa dirinya menjadi korban. Dan korban itu pasti berasa lebih mulia daripada penjahatnya. Jadi karena berasa lebih mulia inilah muncul pernyataan begitu.

Trus orang yang tepat itu yang begimana?
Hahaa simple answernya buat aku sih orang yang gak bikin patah hati.

Trus orang yang bikin patah hati itu brarti gag pantas dicinta gitu?
Nah kalo yang bikin patah hati itu kita, brarti kita juga gak pantes dong buat dicinta? Nahlo pernah gak bikin orang patah hati? Terima nggak dibilang nggak pantes?

Well, menurutku, nggak tepat kawan kalian bertanya begitu. Semua orang pantes dicinta termasuk kalian. Jahat nggak sih kalian bilang orang yang kalian cinta (even bikin patah hati, tapikan kalian pernah jatuh cinta sama itu orang), orang yang walau sebentar aja pernah bisa bikin kalian ngerasa “idup”, trus kalian mengganti kalimat termenye-menye kalian dengan kata KENAPA HARUS DIA dan kesannya jadi he/she is the worst human in the world to be loved. Nggak adil. Bahkan untuk beberapa kasus orang yang disukain ini gak tau kalo lagi disukain. Tiba-tiba aja itu orang dibilang KENAPA HARUS DIA. Kan ya gimana gituu . .

Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang salah dulu sebelum bertemu yang benar.

Pernah denger kalimat itu?

No comment deh buat itu kalimat. Benerkan itu kalimat? Bagaimana kita tau yang benar kalau kita nggak tau yang salah?

Heeeeeem jadi punya jawaban nih aku sekarang.

Kenapa harus dia?
Karena dialah, kita jadi tahu mana yang salah. jadi dia tetep pantes dicinta karena telah menunjukkan kebenaran walaupun kebenaran dari dia buat kita adalah bahwa dia bukan buat kita.

Hahaha mungkin bukan jawaban yang tepat ya temen-temen. Habis ngetik tulisan diatas trus aku mikirin curhatannya temen-temenku. Geje aja ya kalau jawabannya begitu.

Sebenernya ketika kita bertanya KENAPA HARUS DIA itu nunjukin kadar cinta kita lho. Ketika kita nggak bisa menjelaskan kenapa kita mencintai seseorang, disaat itulah kita bener-bener cinta sama orang itu. Kita nggak akan mikir how bad he/she is for me, I just know that I loved him/her, I don’t know why.

Hahaha teori beginong ni gue suka.

Jadi sebenarnya pertanyaan KENAPA HARUS DIA itu menunjukkan “heh lo tuh gak pantes buat gue!! Gak seharusnya gue suka sama elo!!” atau “gue suka beneran sama elo sampe gue gapeduli elo tuh kaya begimana yang gue tau gue suka sama elo” ??

Kenapa ini posting jadi muter-muter gak karuan begini ya?

Pada akhirnya aku tetep gak nemuin jawaban yang tepat dan malah ninggalin pertanyaan baru deh --.

Sebenernya bukan mau sok pinter atau apa. Bukan gitu. Aku sendiri juga sedang berkaca sama pengalamanku kok.

Aku nggak muna, aku pernah bertanya KENAPA HARUS DIA juga waktu aku dulu suka sama Kuntet pas SMP. Aku juga gak tau sampai sekarang pertanyaanku yang KENAPA HARUS DIA itu mengarah ke statementku yang “kamu gak pantes buat aku” atau “aku gak peduli yang penting suka kamu” . dua-duanya kerasa disaat yang sama kali ya.

“kamu nggak pantes buat aku dan seharusnya aku nggak suka sama kamu. tapi aku nggak peduli bagaimanapun kamu, aku cinta kamu”

Termenye-menye banget -- nggak enak dibaca.

Kenapa (dulu) harus kuntet, fin?
Simple. Karena (dulu) Cuma dia yang bisa bikin aku bertanya KENAPA HARUS DIA.

Hahahaahhaa

Kalo sekarang ..

Kenapa harus Kunir (sebut aja si Bagas sekarang Kunir. Asem tapi menyehatkan), fin?
Nggak tau. Gara-gara gak ada yang lain paling :P

Ah tauk ah ini posting udah panjang ngelantur lagi ya. Gak jelas banget deh malu gue. tapi sayang ini udah ngetik panjang-panjang kalo nggak diposting, hahaha
Ya yang mual sama tulisan gue ini dipersilahkan muntah.

Habis aku gemes banget sih sama pertanyaan dan peryataan KENAPA HARUS DIA-nya temen-temenku.

Dan lagi-lagi karena aku tidak berhasil memberi jawaban yang logis buat itu pertanyaan, jadi aku akan tetap menggunakan kalimat tidak logis untuk menjawabnya.

“Kenapa harus dia?”
“Well, namanya juga .. cinta dan cinta nggak akan pernah salah”


Pesan moral : ternyata emang susah mencari jawaban logis untuk pertanyaan tidak logis macam yang berbau cinta begini --. Benciiiiiiiiiiiiiiiiiiii aku *gaya aming.


fin!

Comments