Untuk Dian #30HariMenulisSuratCinta

Halo apa kabar, Dian?

Banyak yang ingin aku ceritakan. Banyak juga hal yang aku ingin kau maafkan.
Terlalu dini memang memulai ini dengan maaf, tapi aku tahu aku memang sudah keterlaluan.
Bagaimana kita bisa tidak saling berjumpa padahal jarak kita hanya sebatas ekonomi dan pertanian?
Bagaimana kita bisa tidak saling menyapa padahal ada ponsel dalam genggaman?

Aku memang terlalu pecundang, sehingga hanya bisa menumpukan kesalahan pada kesibukan.
Tapi asal kau tahu, hal itu sedikit banyak memang kenyataan.
Kau tau dimana aku merasakan keganjilan?
Kita bahkan tidak bersua padahal kita sedang liburan.

Bolehkah aku kembali ke masa lalu, Dian?
Banyak sekali terima kasih yang ingin ku ungkapkan.
Salah satunya karena mengenalkan aku akan sebuah persahabatan.
Dan bagaimana rasanya dipercaya oleh teman.

Sejak berbalut merah putih aku sudah mulai geng-gengan
Saat itu ku kira bersenang-senang adalah inti pertemanan.
Tapi darimu, Dian
Ku tahu intinya adalah mendengar, didengar, dan keberadaan.

Aku masih ingat, dulu kau selalu memberitahuku tentang hal-hal kecil tanpa terlewatkan.
Seperti apa yang terjadi pada marmut yang kau jadikan peliharaan
Atau tentang wajah-wajah orang tampan.
Aku juga ingat, saat itu aku jarang memberikanmu balasan.

Walau jarang ku balas tapi kau tetap giat mengirimiku pesan.
Baru aku sadari belakangan
Bukan masalah sama sama dari pelosok Sleman
Tapi hal-hal kecil itu lah yang membuat hati kita makin berdekatan

Setiap hari menghabiskan waktu dengan kebersamaan
Pulang sekolah belakangan...
Tempat les bersamaan..
Kenapa dipikir-pikir kita seperti orang pacaran?

Kau senang memberiku kejutan
Kau tak sekedar memberikan telingamu untuk mendengarkan
Bahkan kau berikan aku tangisan
Akan hal-hal yang aku ceritakan

Aku suka terkejut akan segala bentuk perhatian
Yang bahkan sampai saat ini terkadang masih ku rasakan
Dan yang jarang aku berikan balasan
Dian, mungkin memang berteman denganku adalah kutukan :(

Terima kasih Dian
Atas segala bentuk penghargaan
Yang membuat temanmu ini percaya bahwa dia tidak sendiri dalam kegelapan
Kau memang benar-benar penerangan

Maaf, hatiku tidak selembut yang kau pikirkan
Dan sedikit banyak itu menumbuhkan penyesalan
Tapi Dian, meski kehidupan sering memberi jalan untuk perpisahan
Aku berharap sampai selamanya kita tetap akan terus berteman :)


Oh yaa..... Maaf aku belum pernah ke Prambanan :'3

Comments