Posts

Showing posts from February, 2014

Harus Bagaimana #30HariMenulisSuratCinta

Image
Jadi sekarang menurutmu aku harusnya bagaimana? Aku membenci tatapan matamu yang menelanjangi aku tanpa ampun. Seolah seluruh dosa di dunia ini milikku. Aku membenci caramu membuat aku tak berdaya dan tergugu. Seolah Tuhan tidak memberikanku lidah untuk beradu. Aku membenci caramu mendikte tindak tandukku. Seolah di jagad raya ini hanya kamu yang mampu.  Tapi sekarang menurutmu aku harusnya bagaimana? Jika yang aku mau tetap di dekatmu. Jika yang aku ingin adalah selalu membuatmu tersenyum. Jika aku ingin selalu memaafkan semua kata pedas dari mulutmu. Jika kata kecewamu menjadi racun untukku. Jika dengan segala ketidakberdayaanku ini, aku ingin sekali melindungi bentukmu. Jika duniaku tiba-tiba berporos pada medan magnetmu... Lalu sekarang menurutmu aku harusnya bagaimana? Ketika aku tahu perhatian itu hanya membius batas warasku, tidak warasmu. Ketika aku tahu pelukan itu hanya mengalirkan kehangatan pada tubuhku, tidak tubuhmu. Ketika aku tahu kata cintamu...

Untuk Dian #30HariMenulisSuratCinta

Image
Halo apa kabar, Dian? Banyak yang ingin aku ceritakan. Banyak juga hal yang aku ingin kau maafkan. Terlalu dini memang memulai ini dengan maaf, tapi aku tahu aku memang sudah keterlaluan. Bagaimana kita bisa tidak saling berjumpa padahal jarak kita hanya sebatas ekonomi dan pertanian? Bagaimana kita bisa tidak saling menyapa padahal ada ponsel dalam genggaman? Aku memang terlalu pecundang, sehingga hanya bisa menumpukan kesalahan pada kesibukan. Tapi asal kau tahu, hal itu sedikit banyak memang kenyataan. Kau tau dimana aku merasakan keganjilan? Kita bahkan tidak bersua padahal kita sedang liburan. Bolehkah aku kembali ke masa lalu, Dian? Banyak sekali terima kasih yang ingin ku ungkapkan. Salah satunya karena mengenalkan aku akan sebuah persahabatan. Dan bagaimana rasanya dipercaya oleh teman. Sejak berbalut merah putih aku sudah mulai geng-gengan Saat itu ku kira bersenang-senang adalah inti pertemanan. Tapi darimu, Dian Ku tahu intinya adalah mendengar, didengar,...

Untuk Mereka yang Terhormat (#30HariMenulisSuratCinta)

Image
Kepada yang anda yang terhormat. Aku tidak ingin membicarakan masa lalu kita yang pekat. Aku kira tanpa kontrak kita telah sepakat. Agar diantara kita tidak usah saling mendekat.  Jangan terbang, bagiku harta bendamu tak memikat. Bahagianya yang membuatku terikat. Karena hatinya bisa terluka jika lidahku bersilat.  Aku tidak ingin membuatmu merasa tercampak. Jadi jangan nekat. Di batas sabarku aku bisa saja jadi jahat.  Palsumu tak lagi membuatku tercekat. Jadi biarkan senyumku tersungging kilat. Karena aku hanya ingin dia melihat. Aku lelah melihatnya penat.  Tenang saja, hati kita tak akan saling rekat. Karena akan selalu kupastikan adanya sekat.  *** Untuk yang ku sayang sekaligus ku beri hormat, Hidup itu pilihan, sayang, jangan semuanya mau kau sikat. Ketika kau memilihnya, maka jangan harap aku akan tetap lekat. 

Cinta untuk KRS :") (#30HariMenulisSuratCinta)

Image
Selamat sore yang menegangkan! Apa kabarmu? Meski setiap hari aku menengokmu, aku tetap tidak bisa menebak apa maumu. Apalagi hari ini, hari dimana masa depan berpangku. Tahukah kau? Hari ini pikirku hanya penuh akan dirimu dan masa depanku. Hingga aku tak mungkin menuliskan cinta pada selain dirimu. Tolong jangan kecewakan aku dan kawan-kawanku. Website SINTESIS Semoga hari ini nasib kita bergaris Jangan membuat hatiku teriris Dengan combatmu yang sama sekali tidak manis

Her Forever Love (#30HariMenulisSuratCinta)

Image
Kata demi kata ku ketik diatas keyboard lalu kemudian ku hapus lagi. Ku ketik lagi... ku hapus lagi... hanya untuk mencari kata yang tepat untuk membuka surat ini.  Bagaimana sih biasanya aku menyapamu, Bapak? Bagaimana bisa aku melupakannya? Ah, anak macam apa aku? Mungkin aku harus menjelaskan padamu kenapa aku ingin menulis surat untukmu. Ya, karena aku sedang merindukanmu. Rindu yang tidak bisa dibaurkan oleh temu. Rindu akan bentuk cintamu yang dulu. Pikirku selalu menghantu, mengapa menerjemahkan kasih sayangmu aku tak mampu? Aku selalu meragu akan cintamu. Mungkin karena minimnya kata yang terurai dari bibirmu. Kau loloskan semua pintaku, kau bergeming ketika ku pulang larut, dan yah, kau tidak pernah bertanya apa kabarku.  Aku tidak menyalahkan sifat pendiammu atas hubungan kita yang tidak dekat. Anak perempuan tidak bisa bercerita banyak tentang hidupnya pada ayahnya, mungkin itu yang memberi hati kita sekat. Dan mungkin hal itu juga yang membuatm...

Hadiah 5 Tahun (#30HariMenulisSuratCinta)

Image
Halo!  apa kabarmu, sahabatku? sudah cukup amat sangat lama aku tidak menyempatkan diri untuk barang sedetik saja menengokmu, menyapamu, memberi kabar, bahkan berbagi denganmu. sahabat macam apa aku? bukan, salah jika aku memposisikan diri sebagai sahabatmu, tapi semenjak dulu, sejak kita pertama kali berkenalan, aku yang memposisikan dirimu sebagai sahabatku, sebagai penyeimbangku, sebagai penegakku. maaf kan aku mengabaikanmu. sungguh bukan maksud hatiku untuk begitu. percayalah aku masih finta yang dulu. yang setiap waktu ingin ku bagi denganmu.  tapi maaf sayang, kondisiku tidak seperti dulu. cita cita dan tanggung jawab kini menyita waktu. hingga seluruh kata dan aksara yang biasa ku luapkan hanya mengering di kepalaku. hingga mencipta rindu. kau tumbuh bersamaku. dari masa ketika aku mengakhiri kalimat dengan koma atau tiga buah titik hingga masa dimana aku menyadari bahwa bahasa adalah harimau yang kapan saja bisa berbalik menyerangku. yah, mungki...