[Life] About 2020


Aku rasa banyak orang akan setuju kalau tahun 2020 ini adalah tahun yang begitu berbeda, tahun yang lain dari pada tahun-tahun sebelumnya.

Ya, aku juga merasa seperti itu.

Banyak hal terjadi di tahun ini yang tidak sesuai ekspektasiku. Bukan melulu hal yang buruk, tapi banyak juga hal yang baik. Tahun ini berisikan petualangan emosi yang begitu drastis. Antara sedih sampai sesedih sedihnya, hingga senang sampai sesenang senangnya. Tidak ada yang biasa-biasa saja, membuat tahun ini begitu berkesan untukku.

Kesan yang ingin aku kenang selamanya melalui tulisan ini.

Aku mengawali tahun ini dengan duka yang begitu besar. Pada bulan Januari, aku dihadapkan pada sebuah situasi yang menguras air mata, energi, hati dan juga pikiran. Namun lucunya, dari situasi besar itu aku banyak sekali hal berharga yang aku dapatkan. Pelajaran tentang mencintai diri sendiri, tentang memaafkan, mengikhlaskan, dan mempercayai rencana besar Tuhan yang pasti baik, meski aku belum mampu memahaminya adalah beberapa hal yang bisa aku dapatkan dari peristiwa itu.

Melewati hal yang menyesakkan dalam kehidupan memang bukan perkara mudah. Masalah itu memang sudah selesai, tapi kalau ditanya apakah aku sudah sembuh dari luka besar itu, aku pun tidak tahu jawabannya. Yang aku tahu, aku sudah mulai terbiasa. Aku hidup dengan luka itu, dan aku merasa memang beginilah hidup seharusnya, menerima luka yang ada sebagai bagian dari diri sendiri dan berhenti melawannya.

Bulan-bulan berikutnya berlalu dalam cekaman pandemi Corona. Kehidupan di dunia ini berubah. Aku pun dipaksa bersahabat dengan diriku sendiri. Tidak masalah, sebenarnya. Corona membuat aku banyak mengeksplor diri melakukan hal-hal yang tidak aku bayangkan sebelumnya. Memasak, membuat kue dan menyetir mobil adalah beberapa hal yang akhirnya bisa aku lakukan setelah sedari kecil hanya mampu kuimpikan saja. Kini aku memiliki dapur dan mobilku sendiri, dua hal yang tidak pernah kusangka akan terjadi tahun ini.

Tahun ini aku tidak banyak bersosialisasi meskipun sudah tidak WFH (Work From Home). Sehari-hari hanya kolega dan Bapakku saja yang kutemui. Yang lain hanya mampu kurindukan karena Corona memisahkan, terutama Ibu dan adikku. Menyedihkan, memang. Apalagi di bulan terakhir 2020, ibu dan adikku positif tertular Covid. Sehari-hari aku harus berjuang mengumpulkan kekuatan agar mampu berfungsi dengan baik. Tapi alhamdulillah, saat aku menuliskan tulisan ini, ibu dan adikku sudah dalam kondisi yang jauh lebih baik.

Pertemuan dan perpisahan juga memberikan warna tersendiri di tahun 2020 ini. Allah mempertemukanku dengan sosok yang mampu menarik perhatianku. Meski semua berjalan sangat cepat dan meninggalkan kegelisahan, aku tetap bersyukur.

Alhamdulillah, di tahun ini aku jarang sakit meskipun aku juga jarang berolahraga. Tapi aku memang minum lebih banyak air dari tahun-tahun sebelumnya. Jam tidurku juga jadi sangat teratur. Aku sudah mengantuk dari jam 10 malam dan aku sudah bangun jam 3-4 pagi. Jika ditanya, walau sederhana, pencapaian ini adalah pencapaian yang luar biasa besar bagiku. Aku yang tadinya tidur hobi begadang dan bangun kesiangan, kini sudah tiada. Dan ternyata, berubahnya jam tidur berpengaruh besar bagi moodku seharian penuh. Moodku jadi lebih baik.

I lived a simple life in 2020. Very simple but meaningful, and to be honest, beautiful. Ya, aku tahu, seringkali aku terseret arus kehidupan dan terlupa dengan goalku. Aku lupa dengan apa yang sebenarnya penting, dan tapi setiap kali aku kembali pada kewarasanku, aku menemukan syukur yang luar biasa besar. Ya, seperti saat aku menuliskan tulisan ini.

Meskipun aku menamatkan banyak sekali buku, tapi aku tidak menuliskan satu novel pun di tahun ini. Namun, entah mengapa aku tidak merasa gagal. Goal terbesarku untuk 2020 sebenarnya adalah hidup dengan tenang. Menenteramkan hatiku yang begitu fatal terkoyak di akhir tahun 2019 dan awal 2020, memperbaiki gaya hidup, plus riset novel baru adalah hal yang sebenar-benarnya aku inginkan, dan alhamdulillah, Sebagian besar dari keinginan itu rasanya sudah tercapai.

Di awal tahun lalu, aku selalu bilang pada diriku sendiri kalau aku tidak akan mampu berlari dengan kaki terluka, aku harus mengobati Lukaku sebelum aku melangkah maju dan memutuskan hal-hal yang penting.

Apakah “luka-luka” itu sudah sembuh sehingga aku sudah siap berlari lagi? Entahlah. Namun, luka itu sudah hidup di dalam diriku, menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bahkan, aku sudah menerimanya dan menyayanginya sebagai bagian dari diriku yang utuh. Sehingga aku yakin, sekarang aku mampu membawanya berlari bersamaku.

Melalui renungan yang panjang, aku menemukan banyak sekali hal yang masih harus aku capai dan perbaiki. Kejelasan tentang apa yang benar-benar penting kini ada di depan kedua mataku. Tapi aku tidak buru-buru. Aku ingin menikmati setiap langkahku. Aku ingin setiap langkahku jadi berarti, karena aku benar-benar tidak tahu kapan hari terakhirku di dunia ini. Jikalau memang besok pagi aku tidak bernapas lagi, aku benar-benar berharap, hari ini menjadi hari yang baik dan berarti.

Jadi, selamat datang 2021!


Comments