[Life] Memasak: Sebuah Terapi Psikologis
Aku nggak suka masak. Se-enggak suka itu. Lebih parahnya, bahkan aku takut banget sama pisau. Aku bisa merinding banget kalau dekat pisau, jantungku berdetak lebih cepat, terkadang sampai nangis. Orang tuaku tahu mengenai ini, dan mereka nggak pernah memaksaku sekali pun untuk masak. Di rumah, bahkan kami langganan catering. Waktu KKN dulu, kalau ada saat di mana teman-temanku membantu warga di dapur, aku memilih pergi. Selama 25 tahun, kata masak bukan suatu kata yang aku bayangkan akan ada dalam kamus hidupku. Sampai pada suatu hari aku memutuskan untuk mengalahkan diriku sendiri dan berakhir benar-benar jatuh cinta dengan kegiatan berbasis di dapur itu. Kok bisa? Iya, semua berawal dari saat aku pergi ke psikolog. Pada saat itu, aku sedang sangat sedih dan depresi. Salah satu terapi yang disarankan oleh sang psikolog adalah suatu hal yang berkaitan dengan menulis. Aku kira melakukan terapi itu akan sangat mudah, mengingat menulis memang selalu menjadi terapik...