[Life] Double Tap dan Cerita Tentang Mengalahkan Diri Sendiri



“Fin, kenapa sih kamu nggak nyoba nulis online?”

Dulu pernah ada masa di mana banyak banget orang yang nanyain aku kenapa aku nggak nyoba nulis di platform online. Dan aku punya daftar jawaban khusus untuk menanganinya. Dari yang takut dicopy-paste secara illegal, nggak ada duitnya, platformnya yang nggak jelas dan lain sebagainya.

Iya, semua hal itu memang beneran ada di dalam kepalaku, tapi sebenarnya kalau boleh jujur, muara dari seluruh jawaban itu adalah bahwa aku takut ceritaku nggak ada yang baca. Aku takut banget. 

Saking mudahnya nulis di platform online, banyak penulis yang bertubi-tubi masuk ke dalam dunia online itu. Aku terlalu takut masuk ke dalam kolam yang begitu banyak orang di dalamnya. Aku takut nggak bisa bergerak dan jadi nggak signifikan.

Ngaku deh, suka takut nggak sih kalau mau mencoba atau berhadapan dengan suatu hal yang beneran baru?

Lalu, tiba-tiba urgensi itu datang begitu aja. Aku harus coba. Aku harus mencoba melawan keminderanku sendiri. Kegagalan yang sebenarnya itu bukan kalau yang baca sedikit, tapi kalau aku nggak pernah mencoba sesuatu yang bisa aku upayakan. Kegagalan yang sebenarnya itu kalau jadi pengecut. 

Dari situ maka lahirlah Double Tap. Novel pertamaku yang aku unggah di situs Storial. 

Aku adalah orang yang selalu punya target atas apa yang aku lakukan. Target awalku menulis Double Tap di platform online adalah hanya sekedar agar aku berani. Breaking my own wall. 

Setelah dijalani ternyata breaking my own wall itu adalah target yang langsung tercapai the minute I press the upload button. Mendadak, target yang itu jadi nggak seru lagi. Jadi aku bikin target yang baru: seenggaknya meraih 5.000 views.

Through this and that, akhirnya di chapter 21 Double Tap resmi menjadi salah satu cerita premium di Storial dan di chapter ke-22 Double Tap sudah ditonton orang sebanyak 5.000 kali.


Jujur, aku senang banget. Mungkin memang performa Double Tap masih jauh di bawah banyak cerita lain di platform yang sama, tapi faktanya aku benar-benar merasa sudah menang. Menang melawan ketakutanku sendiri. Menang melawan diriku sendiri.

Dan bukankah kemenangan sejati adalah ketika bisa mengalahkan diri sendiri?



 photo ttd_1.png

Comments