[Life] Ooops! I Slept with Jefri Nichol



Sebagai masyarakat milenial Indonesia yang hidup di tahun 2018, apalagi sebagai kaum hawa, sepertinya agak aneh kalau sampai nggak tahu Jefri Nichol. Entah karena kemampuan seni perannya atau pun ketampanannya, yang jelas dia sedang banyak digemari masyarakat, terutama perempuan, salah satunya saya. Sampai-sampai, saya kasih nama kucing saya yang baru, Jefri Nichol.

Oke, kalau kamu memutuskan membaca tulisan ini karena judulnya yang mungkin membuatmu panas dingin, tenang saja, kamu nggak akan menemukan cerita saya tidur dengan aktor Dear Nathan itu. Wah kalau sampai kejadian, bisa diamuk massa. Lagi pula, saya sudah teramat sangat senang kok dengan fakta kalau saya bisa tidur dengan Jefri Nichol si kucing.

Ya, sesenang itu. Sebahagia itu. 

Melihat ke belakang, Januari lalu, dunia saya pernah runtuh saat ditinggal dua ekor kucing peliharaan untuk selamanya. Saya menangis seminggu. Saya nggak bisa tidur bahkan sampai benar-benar nggak berfungsi. Saya ijin bolos kerja dengan alasan ada keluarga yang meninggal karena nggak mampu memusatkan pikiran terhadap apapun selain rasa kehilangan yang begitu menyakitkan. 

Saya sendiri nggak nyangka kalau saya bisa sesedih itu. Seumur hidup, saya nggak pernah terbayangkan punya peliharaan. Sekalinya punya, saya jadi merasa tidak bisa hidup tanpa mereka lagi. 

Selang tujuh bulan hidup tanpa kucing, akhirnya bulan ini saya pelihara lagi. Saya diberi anak kucing oleh teman yang kebetulan kucingnya habis beranak banyak. Demi apapun, rasanya luar biasa senang dan nggak sabar! Seperti akan menerima tamu agung, semua hal yang berkaitan dengan keperluan kucing saya siapkan dengan matang, terutama namanya.

Jefri Nichol. Dengan panggilan sehari-hari Nichol.

Kenapa namanya Nichol? Karena menurut penelitan saya yang nggak penting, semua laki-laki bernama Nichol itu tampan. Jefri Nichol dan Nicholas Saputra... saya hanya ingin si kucing besarnya nanti jadi tampan juga. Selain itu agar saya bisa update status di sosial media dengan caption “Bobo bareng Nichol”. Pasti terlihat menyebalkan. Hahaha



Hidup jadi super menyenangkan sejak kehadiran Nichol. Nichol itu beda dengan kucing-kucing saya terdahulu. Dia jauh lebih pemalu tapi dia penuh kasih sayang. Nichol selalu marah kalau dia harus kembali ke kandangnya. Dia selalu saja suka di kamar saya, walaupun setelah itu dia nongkrong di bawah kasur. Setiap saat, dia selalu jilat-jilati saya, kadang sampai gigit-gigit, kadang juga mencakar-cakar dengan maksud bercanda, tapi karena kukunya tajam, saya jadi kecakar betulan. 

Nichol bikin saya jadi betah di rumah. Mungkin benar ya apa yang orang-orang bilang kalau kucing memberikan manfaat yang luar biasa pada mereka yang stres, cemas dan depresi. Karena memang pada kenyataannya, mendengar dengkurannya membuat saya jadi rileks dan rasanya suasana kamar saya jadi sangat ramah dengan tingkahnya yang aneh-aneh, ya walau memang keberadaannya sering 
mengganggu saya kerja sih. Habis dia terlalu lucu untuk diabaikan. 

Selain ganggu saya kerja, Nichol juga hobi bersih-bersih rumah. Ya itu kalimat sindiran sih. Karena tubuh dia yang sangat kemoceng, dia jadi hobi banget masuk daerah-daerah penuh debu dan sawang yang jepit-jepit tersembunyi gitu lah. Bikin saya jadi geleng-geleng kepala sendiri soalnya dia bertingkah begitu persis setelah dimandikan :”



Tapi nggak apa sih ya, karena saya percaya kok sama Sigmund Freud yang katanya “Time spent with cat is never wasted”





 photo ttd_1.png

Comments