Rumah
gadis itu hanya lelah. lelah merasa kecewa akan semua hal yang tidak sesuai dengan standar dalam pikirnya. selama ini ia hanya menunggu kapan dayanya akan mampu merubah dan bukan hanya memberontak meminta keadilan. gadis itu diam.
gadis itu hanya lelah. lelah berkali-kali jatuh lalu bangkit sendiri ketika ia menemui dayanya. ia tidak punya pijakan apalagi pegangan. hanya kewarasannya lah yang menariknya berdiri diatas kakinya sendiri. gadis itu tetap diam.
gadis itu hanya lelah. lelah berlari sendiri didalam track yang ia buat sendiri. sementara para mata hanya mampu melirik dan para bibir hanya mencemoohnya. gadis itu lelah disalahkan dan dihadang dalam perjalanannya meraih bahagia. tapi gadis itu diam.
gadis itu hanya lelah. lelah merawat setiap lukanya sendiri. lelah merasakan nyerinya tiap luka yang perlahan kering dirobek kembali. sekali lagi.... sekali lagi... berkali-kali.... gadis itu hanya diam
gadis itu hanya lelah. lelah membangun tembok pertahanannya sendiri. agar tidak ada peluru yang mampu menebas hatinya dan melemahkan tekadnya. gadis itu masih diam.
gadis itu hanya lelah. lelah meminta ataupun dimintai kasih sayang. kasih sayang yang mencobanya sepanjang napasnya. kasih sayang yang menggerogoti hatinya yang tidak kunjung mati. kasih sayang yang secara konotasi meninggalkannya...
gadis itu hanya lelah. lelah mengkhayalkan hidup normal yang telah direnggut didepan matanya. dan lelah menahan rintihannya dalam diam...
gadis itu hanya lelah. lelah mengkhayalkan hidup normal yang telah direnggut didepan matanya. dan lelah menahan rintihannya dalam diam...
***
lelahnya membuat gadis itu menjadi rapuh. rapuhnya membuat gadis itu menjadi egois. egoisnya membuat gadis itu tidak lagi mempedulikan kasih sayang yang hanya menggangunya mencapai mimpinya, mimpinya untuk bahagia.
jika saja sebelum lelah ia bisa beristirahat sejenak...
jika saja sebelum lelah ada kasih yang menopang beratnya...
jika saja sebelum lelah ada tempat untuk dia kembali...
kau tau, gadis itu tidak perlu materi duniawi agar wajahnya berseri. sesungguhnya, bahagianya tidak rumit. hanya perwujudan nyata dari kasih sayang dan harga diri. dan suatu atmosfir yang bisa ia sebut.......
"rumah"